Selasa, 18 Agustus 2015

Belajar Sejarah Angkatan Udara di Museum Dirgantara

Dari sekian kali wisata ke Yogyakarta, kali ini kami memutuskan untuk mengunjungi tempat yang berbeda. Yup, kami ke museum Dirgantara! Setelah melihat-lihat di google mengenai review dan gambar museum maka kami putuskan untk pergi kesini dan pilihan kami tidak salah. 

Monumen di halaman Museum Dirgantara

Ingat waktu saya bercerita mengenai kurangnya informasi dari setiap koleksi kereta Ambarawa? Nah, di museum Dirgantara hampir semua koleksi memiliki spesifikasi dan cerita sejarahnya sehingga pengunjung dapat membayangkan bagaimana dulu setiap benda disana digunakan dan mendukung perjuangan Angkatan Udara Indonesia.

Di halaman museum terpajang rapi beberapa koleksi pesawat tua lengkap dengan spesifikasi dan sejarahnya, salah satu yang menarik adalah pesawat Tupolev yang besoaaar sekali dari jaman pemerintahan Bung Karno.

Pesawat Tupolev di halaman museum Dirgantara
Harga tiket museumnya sangat murah, hanya 3 ribu rupiah lo! Lebih murah dari tarif parkir sejam di Jakarta ya :). Masuk museum kita langsung disambut dengan berbagai koleksi seragam angkatan udara dari zaman ke zaman, yang menarik bagi saya adalah koleksi seragam Panglima TNI AU dari pertama hingga terakhir.

Masuk ke bagian belakang museum, terparkir rapi barisan koleksi pesawat TNI AU mulai dari pesawat tempur, helikopter, persenjataan berat, hingga pesawat angkut militer. Masing-masing memiliki cerita sejarah menarik yang tertulis di setiap panel didepannya.

Salah satu koleksi keren museum Dirgantara


Beberapa pesawat dapat dinaiki dan bisa duduk di kokpitnya sehingga anak-anak dapat berimajinasi menjadi pilot pesawat tempur, terutama Rafa yang hobi banget dengan pesawat. 

Duduk di kokpit mengkhayal jadi pilot pesawat tempur!
Salah satu koleksi museum yang sangat bersejarah adalah reruntuhan pesawat VT CLA yang ditembak jatuh Belanda dan menyebabkan para Bapak Pendiri Angkatan Udara gugur yakni: Adi Sucipto, Adi Soemarmo, dan Abdulrahman Saleh.

Reruntuhan pesawat yang ditembak jatuh Belanda

Museum ini juga memajang aneka miniatur pesawat yang keren-keren dan diorama yang menggambarkan perjuangan Angkatan Udara Indonesia dalam mengusir penjajah dari bumi pertiwi.

Salah satu diorama perjuangan TNI AU
Kunjungan pun kami akhiri dengan membeli beberapa emblem bergambar pesawat tempur di toko merchandise dan jajan bakwan pangsit & cendol di halaman museum.

Siapa bilang wisata edukasi yang menarik itu harus mahal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar