Selasa, 18 Agustus 2015

Menengok Sejarah Kereta Api Indonesia di Ambarawa

Salah satu destinasi kami sekeluarga saat libur lebaran tahun ini adalah Museum Kereta Api Ambarawa. Museum ini dapat dijangkau melalui jalan ring road Ambarawa tidak jauh setelah keluar tol dari Semarang, 

Kami tiba hari Sabtu dengan harapan dapat menikmati perjalanan kereta wisata, ternyata kereta wisata diesel ini hanya beroperasi hari Minggu dan tanggal merah saja. Walaupun sedikit kecewa, namun kami tetap terhibur dengan melihat-lihat koleksi museum yang sangat menarik.

Tampak Depan Museum Ambarawa

Masuk museum cukup membayar 10 ribu rupiah saja per orang, dan langsung disuguhi barisan lokomotif dan gerbong tempo doeloe yang dapat dinaiki dan menjadi obyek foto-foto yang seru untuk anak-anak.

Koleksi lokomotifnya sangat beragam dan lengkap sayangnya tidak ada penjelasan atau sedikit cerita dibalik setiap lokomotif yang diparkir, padahal yang menarik dari sebuah museum adalah cerita sejarah dibalik setiap benda yang dipajang.

Koleksi Lokomotif Museum Ambarawa

Salah satu favorit saya di museum ini adalah bangunan Stasiun Willem 1 sangat bersih dan terawat, dan loketnya masih digunakan untuk pembelian tiket kereta wisata. Di dalam museum juga terdapat beberapa miniatur kereta sumbangan para railfans.

Stasiun Wilem I
Yang menarik adalah dinding panjang yang menceritakan sejarah perkeretaapian Indonesia dari sejak berdirinya NISM (nederland indische spoorweg maatschappij) hingga terakhir PT KAI dibawah kepemimpinan Pak Jonan.

Dinding Sejarah Kereta Api Indonesia

Satu hal yang perlu diperbaiki dari museum ini adalah sarana pendukung seperti parkir dan toilet. Saat kunjungan kami, tempat parkir area museum ditutup dan terpaksa pengunjung harus parkir jalanan samping museum dan membayar 10 ribu rupiah kepada calo parkir. Toilet di dalam museum yang sebenarnya baru dibangun pun airnya tidak mengalir dan kurang bersih. Sekiranya dapat menjadi perhatian pengelola untuk masalah ini.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar